Biomonitoring Kualitas Air

Atau Biological Monitoring adalah penggunaan respon-respon biologis untuk mengetahui perubahan-perubahan dalam lingkungan, umumnya perubahan yang disebabkan oleh anthropogenic.

Biomonitoring Kualitas Air untuk kegiatan Akuakultur

Adalah penggunaan Teknologi Biomonitoring untuk memantau kualitas air yang diperuntukkan bagi kegiatan akuakultur (budidaya perikanan)

Biomonitoring meliputi diantaranya Bioindikator

Indikator dapat berupa indikator spesies atau komunitas.

Fauna yang telah dikembangkan oleh Sub Lab Teknologi Konservasi Fauna sebagai bioindikator, diantaranya protozoa, ikan dan kijing

Protozoa sebagai Bioindikator

Telah dilakukan inventarisasi protozoa yang berfungsi sebagai bioindikotor. Selanjutnya dicari korelasi antara tingkat pencemaran (yang diukur dengan parameter kimia dan fisik) dengan jumlah dan jenis protozoa yang hidup dalam air tersebut. Jika ditemukan suatu jenis protozoa dengan populasi tertentu maka tingkat pencemaran airnya dapat diprediksi tanpa harus melakukan analisis kimia dan fisik terhadap sampel air tersebut.

Spermatozoa Ikan sebagai Bioindikator

Dilihat penaruh berbagai tingkat kandungan logam berat terhadap motilitas spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus caprinus). Selanjutnya dengan mengetahui motilitas spermatozoa maka kandungan logam berat dalam sampel air dapat diprediksi.

Kijing Taiwan (Anadonta , lea) sebagai Bioindikator dan Bioremediator

Kijing memiliki potensi sebagai bioremediator logam berat yaitu kemampuannya yang baik dalam menyerap cemaran logam berat dalam limbah cair. Sekaligus kijing juga sangat peka dalam memantau perubahan-perubahan air akibat cemaran logam berat yang ditandai dengan perubahan-perubahan fungsi fisiologis dalam tubuhnya.